MINSEL – MANIMPANG.COM – Menyambut HUT Proklamasi Kemerdekaan RI ke-78, kesibukan terlihat diseluruh instansi demi memeriahkan hari Kemerdekaan, namun lain halnya yang dilakukan oleh Personil Koramil 1302-14/Amurang, jelang upacara puncak mereka disibukkan dengan mengatasi kebakaran hutan dan perkebunan di Kelurahan Kawangkoan Bawah, Kecamatan Amurang Barat, Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel), Selasa (15/08/2023) pukul 16.00 wita.
Kobaran api tersebut pertama kali dilihat oleh saksi atas nama Farli Kurumbatu, menurut saksi pada pukul 16.00 wita dia melihat kobaran api masih kecil dari balik gunung, namun karena tiupan angin yang kencang, api dengan cepat merambat dan melahap rumput ilalang hingga mendekati Mess PT Cargil yang berjarak sekitar 300 meter.
Mendengar laporan masyarakat bahwa telah terjadi kebakaran hutan dan lahan, Danramil 14/Amurang, Kapten Inf Ferdinand Tedampa mengerahkan 6 Orang Anggotanya antara lain, Sersan Kepala ( Serka ) Marten Yahya Sarean, Serka Danny Piliphus, Sertu Yulianus, Koptu Yeheskiel, Kopda Ferry Rahman, dan Praka Dariyatmo segera menuju TKP untuk membantu memadamkan api agar tidak merambat masuk ke area pemukiman warga, ditengah upaya pedaman api tersebut, Danramil menghubungi petugas pemadam kebakaran (Damkar) Kabupaten Minsel agar segera meluncur ke lokasi kebakaran, hanya berselang 30 menit 2 Unit Damkar tiba di TKP dan langsung melakukan aksi pemadaman dengan dibantu aparat TNI.
Komandan Komando Distrik Militer (Dandim) 1302/Minahasa, Letnan Kolonel (Letkol) Inf. Mutakbir, kembali mengingatkan kepada seluruh Jajarannya bahwa dimusim kemarau ini agar selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap terjadinya kebakaran.
“Saat ini kebakaran hutan dan lahan kembali terjadi lagi, saya tekankan kepada seluruh jajaran, bahwa saat ini kita sedang berada di musim kemarau, musim seperti ini biasanya rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan perkebunan, ingatkan masyarakat agar tidak boleh membakar lahan agar tidak merambat kehutan”, ucap Dandim.
Lanjut Dandim, Hal ini jika kita biarkan akan berdampak terhadap lingkungan, ekosistim yang ada dihutan juga akan rusak, kehidupan masyarakat juga akan menerima dampaknya, jika datan musim penghujan, tidak menuntut kemungkinan akan terjadi banjir, karena hutan sudah rusak dan gundul akibat sudah terbakar, oleh karena itu sebagai aparat kewilayahan, ingatkan terus masyarakat agar tidak melakukan pembakaran lahan,” Tegasnya.
(TMC/David).